Penelitian

Penelitian Dosen Fakultas Teknik


Dr. Novitha L. T. Thenu, ST, MT

  • Rotating Shaft Crack Detection by Acoustic Emission
    Acoustic emission measurement techniques have become part of the field of condition monitoring of rotating machinery. This article shows that the measurement of the acoustic technique can provide good potential to evaluate the level of cracked rotating shaft. Through a simple signal processing methods for the measurement showed that the amplitude of the uncrack shaft increased along with the increase of shaft rotation. As well shaft crack 0.25 and 0.5 of the diameter of the shaft. The amplitude will shift to the right if the rotation axis is increased. Measurements were taken when the shaft rotates with the load symmetry. Torsional and bending load impact significantly on the level of cracked shaft.
    Keywords—Acoustic Emission; Crack Propagation; Amplitude Spectrum; torsional 
  • Baseline Signal of Crack Shaft Propeller With Acoustic Emission Technique
    It is common practice to detect crack on metal using direct contact technique such as vibrometer with an accelerometer attached to the object of interest. This paper presents a technique to develop acoustical signature baselines towards early detection of shaft propeller crack using its sound emission. The system consists of a microphone, analog-to-digital converter (ADC) and an electrical rotating machine with a shaft coupled to a mass to simulate propeller. We intentionally created a transverse crack to the shaft with two different carck depth, namely 0.25D and 0.5D where D is notation of diameter. The sound data acquisition was conducted in an anechoic chamber with the rotation speed varied from 500 rpm to 1000 rpm to intensify the magnitudo of acoustical cue of the crack. We compared the results to a normal shaft for validation. The results showed that a normal shaft may have a small fraction of spectrum amplitude compared to the shaft with crack that consistent with the accelerometer-based measurement. The cue was amplified significantly as the rotation speed, in rpm, increased. These findings suggest that the acoustic emission (AE) technique may be a suitable replacement to an accelerometer-based measurement.
    Keywords: AE sensor, crack, depth crack, baseline signal 
  • Baseline Determination as a Guide to Identify Signal Emitted by the Propulsion System with Blind Source Separation Method
    This study focused on baseline measurements to obtain a baseline signal of each component of propulsion. This measurement is done using one sensor with a single source. From the results of the baseline signal is obtained, will be used as a reference for identifying signal – a signal emitted by the system using the method of Blind Source Separation (BSS) is a method that can recover a variety of independent sources that can be generated by a system by measuring the input and output of the system. Broadly speaking, the BSS is a signal processing technique that can extract or separate the sum of the output signal without knowing the characteristics and number of the source. The concept of this study was to monitor the condition of the propulsion system of a certain distance. In implementation, this concept is emphasized in the separation of sound signals emitted by some of the propulsion system using the algorithm of independent component analysis (ICA) are recorded using microphone array techniques with the assumption that the signal from the emission of each component is stationary and free. Separation process is performed using two techniques namely, time domain and frequency domain ICA. Signals that have been separated to be identified based on the baseline signal. The research was conducted under laboratory conditions.
    Keywords : baseline, propulsion, single source, blind source separation, independent component analysis. 
  • Emisi Akustik Untuk Mendeteksi Kerusakan Bearing Pada Peralatan Berputar
    Emisi akustik merupakan sebuah fenomena yang dapat memberikan informasi tentang indikasi kerusakan komponen – komponen peralatan berputar. Pada penelitian ini dikaji emisi akustik dari bearing cacat yang tercipta dengan model kerusakan yakni : cacat bola, cacat inner race , cacat outer race dan cacat cage. Noise yang timbul direkam dengan Sound Level Meter dengan Software Spektrum Audacity. Rekaman dianalisa dalam Power Spektrum Density untuk mengenali frekuensi – frekuensi cacat. Frekuensi bearing seperti Ball Spin Frekuensi (BSF), Bearing Pass Frekuensi Outer race (BPFO), Bearing Pass Frekuensi Inner race (BPFI) dan Fundamental Train Frekuensi) dihitung secara teoritis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi noise yang diciptakan oleh komponen – komponen bearing yang rusak mendekati frekuensi teoritis. Frekuensi terukur pada putaran 1000 cpm menunjukkan bahwa BPFI bearada pada 74,63 Hz di level 80,4. Sementara BPFI teoritis 72,33 Hz. BSF yang dihitung dab terukur 28,38 Hz dan 29,89 Hz. BPFO yang dihitung dan terukur 41,46 Hz dan 43,17 Hz.
    Kata kunci : Emisi akustik, Frekuensi, Bearing

Ir. Obed Metekohy, M.Si

  • Analisa Karakteristik Teknis Desain Kapal Pukat Cincin Diperairan Pulau Ambon
    Kapal ikan pukat cincin yang dioperasikan untuk menangkap ikan pelagis di perairan pulau Ambon termasuk sarana perikanan tangkap yang produktif. Namun mempunyai banyak kelemahan karena pembuatannya secara tradisional menyimpang dari syarat teknis rancang bangun kapal. Stabilitas kapal yang diharapkan dapat menjamin kontinyuitas pengoperasian alat tangkap pada saat setting dan hauling sering menjadi kendala sehingga operasional penangkapan harus dihentikan untuk menghindari terjadinya resiko kecelakan yang dialami kapal dan nelayan dilaut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakkan karakteristik desain teknis koefisien bentuk kapal, perbandingan ukuran utama kapal, dan stabilitas statis guna meningkatkan operasional penangkapan dan keselamatan nelayan dilaut. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dengan melakukan pengamatan dan pengukuran kapal pukat cincin dan alat tangkap, kemudian dilakukan perhitungan dan evaluasi terhadap karakteristik teknis desain ke 45 kapal yang merupakan sampel penelitian dan dianalisis berdasarkan kriteria parameter desain kapal. Hasil analisa karakteristik teknis desain untuk nilai rasio utama kapal terdapat 14 kapal (31%) yang memenuhi standard dan 31 kapal (69% )tidak memenuhi standar, untuk nilai koefisien bentuk kapal terdapat 41 kapal (91%) yang memenuhi standar 4 kapal (9%) yang tidak memenuhi standar, untuk nilai stabilitas statis terdapat 33 kapal (73 %) yang memenuhi standard dan 12 kapal(27 %) tidak memenuhi standar. Kata kunci : Stabilitas, karakteristik teknis desain, pukat cincin.
  • Analisa Karakteristik Stabilitas Dalam Proses Penangkapan ( Setting & Hauling ) Kapal Pukat Cincin Diperairan Pulau Ambon
    Kapal ikan pukat cincin yang dioperasikan untuk menangkap ikan pelagis di perairan pulau Ambon termasuk sarana perikanan tangkap yang produktif. Namun mempunyai banyak kelemahan karena pembuatannya secara tradisional menyimpang dari syarat teknis rancang bangun kapal. Stabilitas kapal yang diharapkan dapat menjamin kontinyuitas pengoperasian alat tangkap pada saat setting & hauling sering menjadi kendala sehingga operasional penangkapan harus dihentikan untuk menghindari terjadinya resiko kecelakan yang dialami kapal dan nelayan dilaut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakkan karakteristik stabilitas kapal dalam mengoperasikan alat tangkap pada saat setting & hauling. Metode yang digunakan adalah metode diskriptip dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dengan melakukan pengamatan dan pengukuran kapal pukat cincin dan alat tangkap, pengukuran parameter stabilitas pada saat operasi penangkapan yaitu sudut kemiringan kapal, kecepatan manover dan kemiringan kapal saat setting alat tangkap, kecepatan tarik alat tangkap, dan hasil tangkapan serta kemiringan kapal pada saat hauling. Analisa stabilitas statis dan dinamis dilakukan pada kapal pukat cincin nomor 2 berdasarkan kriteria IMO 2008. Analisa stabilitas saat setting menggunakan Metode Derret untuk nilai stabilitas GZ, GM dan θ. Analisa stabilitas pada saat hauling menggunakan kriteria Stabilitas US Navy. Hasil analisa karakteristik stabilitas dinamis kapal pukat cincin No 12, tonase 16 GT, pada saat operasi penangkapan dilakukan berdasarkan sudut kemiringan kapal dan waktu periode oleng kapal saat kapal menuju fishing ground adalah θ = 5° – 15°, TR = 5.4 detik saat setting alat tangkap kapal θ = 2° – 9° , TR = 7 detik. Pada saat hauling θ = 5° – 22°, TR = 8 detik dan saat kembali dari daerah penangkapan θ = 4° – 7° , TR = 5.7°, sedangkan analisa pada saat setting alat tangkap dari hasil perhitungan menurut Derret dengan kecepatan setting alat tangkap 2.76 m/det atau 5.37 knot mempunyai nilai stabilitas GZ = 0.0007729 dan GM = 0.001343 dan θ = 9° pada posisi tinggi garis air 0.74 meter. Stabilitas kapal pukat cincin saat hauling sudut kemiringannya bergantung pada hasil tangkapan, semakin besar hasil tangkapan maka kemiringan kapal menjadi lebih besar, dengan hasil tangkapan 0.93 ton ditambah berat alat tangkap 3237 ton membentuk sudut kemiringan kapal sebesar 12° dengan nilai GZ = 0,20 meter. Kemudian setelah dianalisa dengan kriteria stabilitas US Navy menunjukkan stabilitas kapalnya stabil, positif karena kemiringan sudut kapal maksimal θ < 15° dan nilai GZ pada saat hauling ≤ 0.30 meter.

          Kata kunci : Stabilitas, karakteristik pukat cincin, setting dan hauling.

  • Optimalisasi Armada Penangkapan Ikan Pelagis Besar Di Perairan Pulau Ambon
    Almada penangkapan ikan pelagis besar, yang terdapat di pulau anbon adalah Pole & Line, Purse Seine Mine, Long Boat dan Perahu Semang bermesin katinting. Dengan sumber daya ikan pelagis besar di perairab pulau Ambon 513.740 ton/tahun, pemanfaatannya belum dapat dioptimalkan. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan armada tangkap ikan pelagis besar berdasarkan potensi lestari dan dengan menaikan umlah armada tangkap untuk perikanan rakyat dengan menggunakan metode Linear goal Programming. Hasil analisis menunjukan alokasi optimal armada penangkapan purse seine mini (PSM) adalah 98 unit dengan menambahkan 81 unit dari 17 unit yang ada, sedangkan Pole & Line, Purse Seine Mine, Long Boat dan Perahu Semang bermesin katinting tetap.

          Kata kunci Armada tangkap, optimalisasi, linear goal programming.

  • Design and Application of Unsinkable Tuna Longboat for Local Fishermen
    The activities of fishermen in aechipelago region (Eastern Indonesia and Pacific) mostly relate to the efforts catching fishes and other marine resources. One of the most valuable fish is Tuna which is caught by simple up to modern big vessels and fishing gears. Most Moluccas fishermen are using small “tuna longboats” for this purpose. Those small boat operate in open seas where most of the timed the sea conditions are rough. In many cases those small boats could resist in such conditions which will end-up with flooding, capsizing or sinking.

          Kata kunci Fibre Glass Reinforce Plastic (FRP), reserve bouyancy, solid boxes, traning program.


Ir. J. D. C. Sihasale, M.T.

  • Analisis Getaran Rotor Simulator Dengan Menggunakan FFT (Fast Fourier Transfrom)
    Ringkasan: Mesin selalu menimbulkan getaran pada saat beroperasi hal ini dikarenakan terdapat sebagian energi yang terbuang dalam bentuk getaran. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah untuk memanfaatkan atau menggunakan metoda FFT  (Fast Fourier Transform) dalam menganalisis informasi getaran mesin. sensor pada sumbu X dan Y pada motor simulator. Data getaran yang diambil dengan proses akuisisi data dengan durasi 1 detik dengan perulangan sebanyak 100 kali. Signal getaran diambil data sebesar 48192. Pemrosesan data dengan menggunakan metode Digital Signal Processing denganmengunakan FFT. pengambilan data pada rotorsimulator di operasikan dalam kondisi seimbang. Bentuk data yang diperoleh merupakan bentuk suatu matriks data dengan ukuran 48192 baris x 2 kolom. Dari struktur ini 48192 baris pada kolom 1 adalah data dari sensor atau accelerometer #1 dan kolom 2 adalah data dari sensor atau accelerometer #2. Frekuensi dominan  (amplitudo terbesar) yang terukur pada sensor #1 adalah sebesar 712 Hz sedangkan pada sensor #2 adalah sebesar 119 Hz. Kata kunci: Putaran Poros, Getaran Poros, Domain Waktu, Domain Frekuensi, Ketidakseimbangan, Seimbang. Fast Fourier Transfrom
  • Aplikasi Scott Resonator Pada Sistem Supercharging Motor Diesel 4 Tak 
    Abstrak: Scott Resonator merupakan suatu alat yang biasanya dipasang pada exhaust motor diesel untuk mengurangi suara kebisingan dan juga untuk mendapatkan tekanan balik akibat turbelensi yang terjadi dalam resonator. Ini berarti bahwa Scott Resonator juga dapat meningkatkan tekanan aliran udara pada sistem supercharnging motor diesel 4 tak. Dalam penelitian ini Scott Resonator di buat dengan variasi ruang dan rongga dan kemudian diterapkan pada sistem supercharging motor diesel 4 tak. Sensor dipasang pada manifold Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah udara melewati Resonator, sehingga perubahan dapat diperhatikan. Penelitian eksperimenal ini dilakukan dengan 5 variasi panjang ruang dan rongga dari Scott Resonantor yang dipasang secara longitudinal. Piezotronics, National Instrument digunakan untuk mengakuisisi data menjadi lebih akurat. Hasil pengukuran selisih rata-rata tekanan output dan input menyatakan bahwa variasi panjang ruang dan rongga Scott Resonator berpengaruh terhadap tekanan udara keluaran. Selisih output dan input dengan hasil olahan optimalisasi sinyal tertinggi terdapat pada variasi kelima dengan nilai input V1 sebesar 101359.53 dan output V2 sebesar 101492.696532186, sehingga terjadi peningkatan sebesar 133.16 atau 0.13 %.
    Kata Kunci: Scott Resonator, system supercharnging, motor diesel 4 tak.

Ir. P.W. Tetelepta, M.T.

  • Analisis Hubungan Temperatur Udara di Kamar Mesin dan Unjuk Kerja Motor Diesel
    Ringkasan: mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam, yang dalam siklus kerjanya terjadi proses pembakaran langsung di dalam silinder mesinnya antara udara dan bahan bakar pada saat temperatur campuran melampuai titik nyala bahan bakarnya. Tekanan yang dihasilkan melalui proses pembakaran adalah tergantung dari temperatur udara yang dimasukan ke dalam silinder, semakin tinggi temperature maka relatip semakin berkurang jumlah molekul udara yang dikandungnya sebaliknya semakin rendah temperature relatip kandungan molekul udara lebih banyak. Kedua kondisi ini sangat berpengaruh terhadap hasil dari suatu proses pembakaran. Kondisi ini diteliti secara analisis pada mesin DongfengPR 120 dengan temperatur ruangan yang ditinjau 270°C, 300°C, 330°C, 360°C, 390°C dan 420°C, serta beban mesin 500 Watt, 1500 Watt dan 2500 Watt, pada putaran mesin 2300 rpm dari putaran maksimal 3200 rpm.Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa pengaruh temperatur ruangan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pemakaian bahan bakar dan beban mesin yang diberikan serta daya mesin yan dihasilkan. Pada temperatur ruangan 270°C, dicapai tekanan pembakaran maksimum didalam silinder sebesar 121,3 kg/cm2, daya mesin 4,3 HP, torsi mesin 1,344 kg.m, pemakaian bahan bakar 1,13 l/jam, dan persentase panas yang dirubah menjadi tenaga efektif sebesar 24%.
    Kata Kunci: Mesin diesel, temperatur ruangan, putaran mesin, beban mesin.
  • Analisis Modifikasi Volume Silinder Torsi, Daya dan Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Roda Dua
    Ringkasan: salah satu usaha untuk meningkatkan performa kendaraan adalah dengan melakukan oversize volume silinder. Volume silinder sangat mempengaruhi kompesi bahan bakar dan pembakaran yang akan memberikan tenaga pada kendaraan. Dengan melakukan oversize juga adalah usaha yang dilakukan untuk mengembalikan tekanan kompresi bahan bakar. Pengujian volume silinder dilakukan dengan menggunakan alat bantu prony brake yang ditentukan, yaitu : putaran magnet pada putaran 7000 rpm dan beban prony 3kg, 4kg, 5kg, 6kg, dan 7kg. Serta waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 10 ml bahan bakar. Hasil pengujian reduction gear 1 untuk volume silinder standart menunjukan daya maksimum 1959,331 Watt, torsi maksimum 3,90320 N.m , dan pemakaian bahan bakar efektif 0,04503 kg.W/jam berada beban 6 kg dengan putaran magnet 4796 rpm. Hasil pengujian reduction gear 2 untuk volume silinder oversize menunjukan daya maksimum 3594,270 Watt, torsi maksimum 6,46586 N.m dan pemakaian bahan bakar efektif 0,02555 kg.W/jam berada pada beban 6 kg dengan putaran magnet 4666 rpm. Hasil pengujian reduction gear 3 untuk volume silinder oversize menunjukan daya maksimum 4398,763 Watt, torsi maksimum 9,11438 N.m dan pemakaian bahan bakar efektif 0,02132 kg.W/jam berada pada beban 6 kg dengan putaran magnet 4611 rpm. Hasil pengujian reduction gear 4 untuk volume silinder oversize menunjukan daya maksimum 4749,108 Watt, torsi maksimum 10,47648 N.m dan pemakaian bahan bakar efektif 0,02017 kg.W/jam berada pada beban 6 kg dengan putaran magnet 4331 rpm. Hasil pengujian reduction gear 5  untuk volume silinder oversize menunjukan daya maksimum 5384,917 Watt, torsi 10,50608 N.m dan pemakaian bahan bakar efektif 0,01882 kg.W/jam berada pada beban 5 kg dengan putaran magnet 4897 rpm.
    Kata Kunci: Volume Silinder, Oversize, Torsi, Daya, Bahan Bakar.
  • Analisis Kapasitas Pengereman Motor Yamaha RX-King 135 cc
    Ringkasan: terkadang konsumen membuat perubahan tanpa mempertimbangkan kinerja dari suatu rem. Kinerja pengereman dari kendaraan adalah waktu pengereman, jarak pengereman, perlambatan dan efisiensi pengereman. Modifikasi pengereman sangat diharapkan untuk meperhatikan kinerja pengereman yang dihubungkan dengan kinerja kendaraan. Hubungan yang sangat nyata ketika beban pengereman yang diberikan dengan kapasitas tertentu harus disesuaikan dengan kecepatan awal pengereman, sebab kapasitas yang besar dengan kecepatan tinggi memungkinkan kendaraan skid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kapasitas pengereman antara rem tromol dan rem cakram pada berbagai variasi beban pengereman; dan menganalisa pengaruh kapasitas pengereman dan variasi kecepatan terhadap efisiensi rem tromol dan rem cakram. Dengan menggunakan metode analisi semi empiris dilakukan pengujian kapasitas pengereman pada motor RX King 135 CC. Mengacu pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kapasitas rem tromol lebih besar dari kapasitas rem cakram; serta kapasitas pengereman dan kecepatan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pengereman.
    Kata Kunci: Kapasitas Pengereman, Kecepatan, Rem Tromol dan Cakram.

Ir. L. Wattimury, M.T.

  • Tinjauan Pengaruh Cuaca terhadap Kinerja Peralatan Pemancar yang Menggunakan Signal AF dan RF pada Stasiun Radio Pantai Distrik Navigasi Ambon
    Ringkasan:
    Dalam prakteknya, proses penerimaan ataupun pengiriman informasi dengan pesawat radio sering terganggu (kurang responsnya peralatan sistem GMDSS) dengan waktu delay yang cukup berarti. Secara teknis itu berarti kurang respon signal AF dan RF yang dipekerjakan di dalam peralatan sistem dimaksud pada
    penerima dan pemancar, sehingga menyebabkan keterlambatan komunikasi antara stasiun pemancar dan stasiun penerima. Signal AF maupun RF bekerja tidakkelihatan karena menggunakan media perantara udara, yang dipengaruhi oleh kondisi kelembaman akibat perbedaan cuaca. Penelitian ini dilaksanakan di Stasion Radio Pelayaran (Pantai) Distrik Navigasi Kelas I Ambon selama 6 bulandengan tujuan menganalisis variable-variabel yang memungkinkan terjadinya kurang respon signal AF dan RF pada pemancar dan penerima; mengetahui berapa besar efek perubahan pada signal AF dan RF ketika dalam pengoperasian terjadi kurang respon; dan menganalisa faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya kurang responsif, sehingga dapat dikaji secara teoritis dengan kenyataan yang ada. Penelitian ini bersifat deskriptif yang mengkombinasikan hasil observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil menunjukkan bahwa kondisi cuaca sangat mempengaruhi sistem kerja dari prinsip koneksitas peralatan pemancar sebuah stasiun yang menggunakan Frekuensi RF dan Frekuensi AF system; besar time delay koneksitas peralatan sistem Navigasi Ambon untuk cuaca panas pada temperatur rata-rata mencapai 31,121 o C dengan time delay untuk waktu koneksi kurang lebih 4,40425 detik; untuk kondisi mendung ataupun hujan temperatur rata-rata diperoleh sekitar 26 o C, dengan time delay koneksitas mencapai sekitar 7,5 detik; dan salah satu sumber kegagalan kurang responsnya sistem peralatan pemancar pada sistem radio Navigasi Kelas 1Ambon adalah karena kondisi cuaca terhadap kinerja Frekuensi AF dan RF dari sistem yang ada.
    Kata Kunci: Peralatan Sistem GMDSS, Signal AF dan RF, Cuaca

Ir. Abdul Hadi, M.T.

  • Estimasi Getaran Mekanik Pada Telescopic Shock Absorber Motor Yamaha Jupiter
    Ringkasan:
    Kendaraan bermotor dewasa ini banyak digunakan sebagai alat transportasi. Sesuai fungsinya sebagai alat transportasi maka kendaraan bermotor harus didesain sehingga dapat membuat rasa aman dan nyaman bagi pengendaranya, salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan sepeda motor adalah sistem suspensi. Untuk itu Shock absorber merupakan sebuah alat mekanik yang didesain untuk meredam getaran dan merupakan bagian penting dalam susupensi kendaraan bermotor, alat ini berfungsi untuk mengurangi efek dari kasarnya permukaan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh getaran respon frekuensi dari merk-merk minyak pelumas dan mengetahui besar respon frekuensi yang terjadi pada berbagai campuran oil damper. Dalam penelitian ini menggunakan metode Desain Eksperimen yaitu melakukan pengujian untuk mendapatkan data dan mengelolanya secara sistematis dan akurat sehingga dapat mengetahui respon getaran pada Telescopik Shock Absorber Yamaha Jupiter MX 135 CC. Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat diperoleh karakteristik pengaruh getaran respon frekuensi dalam bentuk RMS dan Peak-peak. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kombinasi pelumas yamalube dan jumbo memberikan remanan yang baik simpangan yang relatif kecil yaitu untuk RMS yakni ; (Displacement : 31.8 dB re 1pm , Velocity : 67.2 dB re).
    Kata Kunci: Telescopic Shock Absorber, Oil Damper, Getaran Respon Frekuensi.
  • Analisis Emisi Gas Buang Pada Motor Honda Dengan Sistem Karburator Skep Venturi Air Blower Dan Helmholtz Resonator
    Ringkasan: Jumlah kendaraan yang semakin banyak mengakibatkan emisitas kendaran juga semakin meningkat sehingga perlu didesain sebuah kendaraan yang mempunyai performance dan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada motor Honda dengan variasi putaran 1000. 1300, 1500, 1700 dan 1900 rpm, untuk menguji pengaruh emisi gas buang dengan menerapkan air blower dan helmholtz resonator pada karburator skep venturi. Konsentrasi emisi gas buang karburator standar pada putaran 1900 rpm antara lain CO 2255.8 ppm, NO 29 ppm dan SO2 28 ppm. sedangkan dengan menerapkan air blower dan helmholtz resonator presentasenya mengalami penurunan yaitu CO2478.2 ppm dan NO 16 ppm, sedangkan SO2 memperlihatkan sedikit peningkatan sebesar 28.2 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menerapkan air blower dan helmholtz resonator lebih mengurangi emisitas gas buang dari hasil pembakaran, dibandingkan dengan karburator standar.
    Kata Kunci: Air Blower, Helmholtz Resonator, Emisi Gas Buang.

Arthur Y. Leiwakabessy, S.T., M.T.

  • Pengaruh Fraksi Volume Serat Ampas Empulur Sagu Terhadap Kekuatan Bending dan Impak Pada Komposit Bermatrik Polyester
    Ringkasan: Material komposit dengan filler serat alam mulai banyak di kenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu dihancurkan sendiri oleh alam merupakan tuntutan teknologi sekarang ini. Serat ampas empulur sagu adalah serat alam yang berasal dari limbah hasil pengolahan pohon sagu yang berlimpah di daerah Maluku dan belum termanfaatkan secara optimal. Penelitian ini dititik beratkan untuk mendapatkan nilai maksimal variasi fraksi volume serat ampas empulur sagu terhadap nilai kekuatan bending dan kekuatan impak, sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Penelitian menggunakan metode Hands Lay Up, dalam pembuatan komposit serat tunggal dengan variasi fraksi volume serat ampas empulur sagu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, Variable terikat dalam penelitian adalah Kekuatan Bending dan Kekuatan Impak. Hasilnya adalah bahwa terjadi kenaikan kekuatan bending dan kekuatan impak seiring penambahan fraksi volume, dimana serat tunggal ampas empulur sagu, kekuatan bending tertinggi ada pada fraksi volume 40% serat sebesar 68.031 MPa, dan terendah ada pada fraksi volume serat 10% sebesar 47.748 MPa, dan Harga Impak tertinggi pada fraksi volume 50% sebesar 0.0571 J/mm2, dan terendah pada fraksi volume 20% sebasar 0.0091 J/mm2.
    Kata Kunci: Sifat Mekanis, Komposit, Polyester, Serat ampas empulur sagu.
  • Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hybrid Polypropylene yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serbuk Kayu Jati Akibat Variasi Fraksi Volume
    Ringkasan: Serbuk kayu jati dan serat serabut kelapa merupakan serat alami yang berasal dari tanaman yang berbeda. Kedua serat alami tersebut dapat digunakan sebagai filler atau penguat pada komposit. Serat alami mempunyai banyak kelebihan bila dibandingkan dengan serat inorganik lainnya. Kelebihan tersebut adalah dapat terdegradasi secara alami (biodegradability), dapat diperbaharui, ramah lingkungan, memiliki massa jenis yang rendah, serta kekuatan yang kekakuannya tinggi. Dengan menfariasikan fraksi volume antara serat sabuk kelapa dan serabut kayu jati di dalam matrik polypropylene , maka dapat diketahui pengaruh variasi fraksi volume kedua serat alami tersebut terhadap kekuatan Tarik komposit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental nyata. Untuk perbandingan fraksi volume filler dan matrix polypropylene adalah 20% : 80%. Fraksi volume serbuk kayu jati yang digunakan adalah 2%, 4%, 6%, 8%, 10%. Dan fraksi volume serat serabut kelapa yang digunakan adalah 18%, 16%, 14%, 12%, 10%. Sedangkan variasi fraksi volume hybrid composites antara 8% :12%, 10% :10%. Ukuran serbuk kau jati ditetapkan sebesar 0,35mm dan panjang serat serabut sebesar 3mm. serbuk kayu jati dan serat serabut kelapa dicampur dengan biji polypropylene dengan metode dry mixing. Setelah itu dimasukan kedalam mesin injection moulding dengan temperature pemanasan 200 0 C, apabila temperature pemansan memenuhi lalu diinjeksikan ke dalam cetakan spesimen uji Tarik. Kemudian dilakukan pengujian Tarik. Hasil pengujian Tarik menunjukan bahwa kekuatan hybrid composites mengalami peningkatan hingga mencapai perbandingan fraksi volume serbuk kayu jati dan serabut kelapa sebesar 6% :14%. Kemudian mengalami penurunan hingga mencapai perbandingan fraksi volume sebesar 10% :10%. Kekuatan Tarik terendah sebesar 39,40N/mm 2 pada hybrid coposites diperoleh ketika fraksi volume serbuk kayu jati dan serat serabuk kelapa sebesar 2% : 18%. Sedangakn kekuatan Tarik tertinggi sebesar 43,55N/mm 2 diperoleh ketika fraksi volume serat serabut kelapa lebih merata didalam matrik polypropylene.
    Kata kunci: Komposit, fraksi volume, kekuatan Tarik, injection moulding.
  • Kaji Teoritik Pengaruh Variasi Penggunaan Tipe Busi Terhadap Kinerja Motor Jupiter MX 135cc
    Ringkasan: Kaji teoritik pengaruh variasi penggunaan tipe busi terhadap kerja motor jupiter mx 135cc. Pengapian dari yang terjadi pada busi digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan tenaga. Terdapat beberapa tipe busi yang dipakai untuk melakukan penelitian untuk menilai performance kendaraan dengan menggunakan busi NGK standart, NGK iridium dan NGK platinum. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi eksperimen dan kaji teoritik dengan menggunakan alat bantu dynamometer type prony brake juga menggunakan perhitungan termodinamika. Data yang diambil berupa data putaran dari poros engkol, serta waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 10 ml bahan bakar. Berdasarkan data tersebut dihitung Tekanan Indikator (pi), Tekanan Efektif (pe), Daya indikator (Ni), Daya efektif (Ne) maupun Torsi motor (T). Hasil Perhitungan dilakukan dengan mengacu lebih dulu pada data motor yaitu yang memberi harga harga Ne sebesar 12,522 HP pada putaran 8500 rpm. Randemen mekanis yang dimabil untuk kondisi rancangan ini yaitu sebesar 0,82. Secara umum terlihat bahwa hasil perhitungan perubahan variabel utama antara lain tekanan indikator (pi), tekanan efektif (pe), Daya indikator (Ni), Daya efektif (Ne) maupun Torsi motor (T) berubah secara teratur sejalan dengan perubahan besar harga tekanan akhir langkah hisap (pa) dan juga perubahan harga randemen mekanis (ƞ m ) yang dipilih. Dimana pada putaran 5640 rpm pada busi standart menunjukan hasil hitung daya efektif (Ne) 5,664 dan pada hasil ukur menunjukan nilai Ne yang lebih besar yaitu 7,650. Untuk pemakaian bahan bahan bakar hasil ukur sebesar 0,096 mL, diamana hasil hitung lebih baik yaitu 0,094 mL karena cenderung mengikuti trend dimana semakin besar daya yang dibutuhkan maka dibutuhkan pemakain bahan bakar sesuai hasil rancangan, namun pada hasil ukur menunjukan semakin besar daya tidak diikuti dengan jumlah pemakaian bahan bakar yang besar namun cenderung menurun.
    Kata Kunci: Tipe busi, Kendaraan.
  • Pengaruh Penempelan Karbon Pada Dudukan Katup Terhadap Daya Motor
    Ringkasan: Motor Diesel adalah motor yang pada umumnya dipakai sebagai motor penggerak kendaraan, alat pengangkut, penggerak/pembangkit tenaga listrik (generator) dan lain sebagainya. Motor Diesel terdiri dari beberapa komponen utama (baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak) juga beberapa komponen/alat pembantu seperti, sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem pendinginan motor Sebuah motor dapat menjalankan fungsinya (motor dapat beroperasi) dengan baik apabila semua komponen motor (baik komponen utama maupun komponen pembuatan) harus berada dalam kondisi teknis yang baik. Artinya pada motor tersebut tidak terjadi kerusakan-kerusakan, perubahan bentuk pada salah satu komponen motor tertentu Karbon yang menempel pada katup buang motor diesel Deutz penggerak Three Wheel Roller Barata MG. 8 adalah setebal 0,5 mm, yang mengakibatkan terjadinya kebocoran udara pada akhir langkah kompresi sebesar 461,43 cm 3 atau 12,55%. Akibat kebocoran tersebut maka terjadilah penurunan unjuk kerja. Setelah terjadinya penempelan karbon pada kepala katup buang yang mengakibatkan terjadinya kebocoran, maka besarnya daya motor efektif (N e ) yang dihasilkan menurun dari 216,8 HP menjadi 208,73 HP.
    Kata kunci: Daya Motor,Katup, Penempelan Karbon.
  • Manajemen Perakitan Mesin Traktor Tangan Iseki-Agrindo Model KAI 711
    Ringkasan: Penjadwalan adalah pengukuran waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan, dan tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi. Dalam pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelumnya dimulainya operasi. Penjadwalan yang baik memberi dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, serta dapat meningkatnya produktivitas perusahaan tersebut. Dalam teknik pengolahan data ini menggunakan tiga metode pembanding yaitu, Metode line balancing, Metode bobot posisi, Network planning, penggunaan ketiga metode ini mana yang terbaik yang dapat output perusahaan sehingga permintaan pasar dapat terpenuhi. Dan berikut ini akan dijabarkan tiap-tiap metode dan setelah meningkatkan itu dapat dianalisa mana yang terbaik yang akan diambil. Dengan waktu yang ditentukan untuk pekerja pada PT. AGRINDO, Ltd yaitu 8 jam/hari dipotong 1 jam istirahat (makan siang), briefing 10 menit, waktu allowens 10 menit jadi total waktu satu hari kerja 400 menit. Jika dikaji dengan metode Line Balancing dan Bobot Posisi maka output/hari yang dihasilkan adalah 3 unit/hari dan itupun belum cukup
    untuk memenuhi kebutuhan pasar yang membutuhkan 600 unit/6 bulan, sedangkan dengan menggunakan Network Planning maka di dapat waktu yang pendek dengan output/hari 4 unit dan untuk perakitan 1 unit membutuhkan waktu 95 menit sehingga dapat menjawab kebutuhan pasar yang membutuhkan 600 unit/6 bulan, itupun belum membuat keseluruhan lintasan Network Planning menjadi kritis. Dan kalau semua lintasan di buat kritis maka output/hari adalah 5 unit sehingga melebihi kebutuhan pasar. Dengan menggunakan Network Planning maka waktu diperpendek dengan stasiun kerja tetap (7 stasiun kerja) dengan output yang bertambah. Kalau seluruh lintasan dibuat kritis pada Network Planning maka perlu ditambah SDM yang harus trampil atau sekurang-kurangnya sudah mengikuti trainning yang dibuat perusahaan.
    Kata kunci: Manajemen, Metode, Stasiun.