RUMUSAN HASIL SEMINAR/DISKUSI PANEL
45 TAHUN FAKULTAS TEKNIK UIVERSITAS PATTIMURA
(16 April 1970-16 April 2015)
Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa pada hari ini, Rabu 14 April 2015, telah berlangsung Seminar Sehari dalam rangka peringatan HUT Ke-45 Fakultas Teknik Universitas Pattimura yang diselenggarakan dengan tema:
MENJAWAB KEBUTUHAN PENDIDIKAN TINGGI KETEKNIKAN KAWASAN TIMUR INDONESIA DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM
Seminar ini dilatarbelakangi oleh pemikiran:
– Menghadapi kenyataan penerapan kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim dan Konsep Tol Laut, maka Fakultas Tenik yang didirikan dalam semangat Institut Teknologi Ambon (ITA), yang sejalan dengan konsep negara maritim oleh Presiden Sukarno, Fakutas Teknik harus mempersiapkan kapasitasnya untuk tidak hanya harus ikut, tetapi menjadi yang unggul dalam bidang teknologi kemaritiman, paling kurang pada Kawasan Timur Indonesa.
– Sebagai institusi pendidikan teknik, tanggungjawab untuk mendorong pengembangan teknologi dalam bidang pendidikan sesuai kepentingan pengembangan yang sedemikian, berada pada segenap stake holder (pemangku kepentingan) baik penentu kebijakan, konsepsi, maupun praktisi yang perlu menyampaikan gagasan dan dukungan bagi upaya sinergis yang perlu dilaksanakan.
– Fakultas Teknik Universitas Pattimura sebagai lembaga pendidikan tinggi teknik di daerah ini, menyadari sungguh bahwa tanggungjawab untuk menjawab kemajuan pendidikan keteknikan dan pengembangan teknologi untuk wilayah kepulauan menyongsong penerapan kebijakan Indonesia sebagai poros maritim harus dilakukan dalam semangat kebersamaan dengan segenap pihak terkait.
– Sehubungan dengan itu, seminar hari ini diselenggarakan dalam rangka acara Dies Natalis ke-45 Fakultas Teknik Universitas Pattimura sekaligus menjadi bentuk kuliah umum bagi para mahasiswa dengan secara spesifik mencermati perspektif pendidikan keteknikan di Kawasan Timur Indonesia.
Seminar ini diselenggarakan dengan Tujuan:
(1) Menghimpun gagasan dan dukungan bersama bagi pengembangan pendidikan keteknikan di kawasan Timur Indonesia sesuai kebutuhan spesifik pembangunan wilayah kepulauan di Maluku.
(2) Menjajaki kerjasama dan upaya sinergis pada level aksi bagi pengembangan pendidikan keteknikan dimaksud, sebagai wujud tanggungjawab Fakultas Teknik Universitas Pattimura bersama segenap pemangku kepentingan.
Seminar diawali dengan Sambutan/Arahan Rektor Universitas Pattimura, yang dibawakan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik, Dr. Ir. M. Ryadh Uluputty, M.Si yang menekankan:
(1) Masa depan suatu bangsa bergantung pada sumberdaya manusianya, sehingga adalah tanggung jawab kita untuk membenahi sistem pendidikan kita agar setidak-tidaknya memiliki level / mutu yang baik.
(2) Bahwa Pimpinan Universitas sangat mengapresiasi penyelenggaraan Seminar ini karena terkait dengan Visi Presiden menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan yang kita miliki.
(3) Diharapkan bahwa seminar ini akan menghasilkan rekomendasi yang strategis dan dapat diimplemenatasikan guna pegembangan ke depan khususnya bagi pengembangan Fakultas Teknik.
Seminar telah terselengara dengan menghadirkan Pembicara:
(1) Ketua Bappeda Provinsi Maluku, yang disampaikan oleh Dr. Jalalludin Salampessy, M.Si, dengan topik bahasan: “Pengembangan Perencanaan wilayah Maluku terkait Kebijakan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Perspektif Pengembangan Pendidikan Keteknikan”
(2) General PT. PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara, Ir. Mohammad Ichsan Arsaad, MM, dengan topik bahasan: “Perspektif pengembangan Sumber Energi dan Kelistrikan di wilayah Kepulauan: Perspektif Pengembangan Pendidikan Keteknikan”
(3) Dr. Ir. M. Tukan, BSE, MT, dengan topik bahasan: “Peran Infrastruktur Maritim dan Tol di Kepulauan Maluku menyongsong Penerapan Kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim dan Perspektif pengembangan pendidikan keteknikan”
(4) Dr. Ir. E. R. de Fretes, MT. dengan topik bahasan: “Modernisasi Sarana Transportasi Laut Wilayah Maluku dan Perspektif Pengembangan Pendidikan Keteknikan”.
Dari paparan para pembicara, dapat dirangkum beberapa hal pokok:
1. Terkait dengan topik bahasan: “Pengembangan Perencanaan wilayah Maluku terkait Kebijakan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”
a. Indonesia sebagai negara maritim telah dicanangkan melalui Deklarasi Juanda, 1957, diikuti perjuangan pada tataran diplomasi hingga tercapainya pengakuan secara internasioanal
b. Perjuangan secara internal juga dilakukan oleh Provinsi Maluku dan 7 provinsi lainnya untuk diakui sebagai provinsi kepulauan Maluku.
c. Maluku dilintasi oleh salah satu alur laut kepulauan Indonesia tetapi untuk dapat disinggahi masih memerlukan perjuangan terkait ketentuan pelayaran internasional.
d. Pemda sangat membutuhkan konsep dari kalangan perguruan tinggi untuk memanfaatkan posisi strategis Maluku dan juga terkait kepentingan eksploitasi sumberdaya alam dan pemenuhan kebutuhan pembangunan masyarakat; dalam mendukung pencapaian visi dan misi sebagaimana tercantum dalam RPJMD 2014-2019.
e. Dukungan Bappeda antara lain telah dimulainya kerjasama untuk mendukung penelitian pemanfaatan arus laut bagi penyediaan listrik bagi masyarakat.
f. Diharapkan ke depan akan ada kerjasama di bidang desain kapal yang sesuai untuk transportasi antar pulau dan usaha perikanan masyarakat, juga penelitian dan perencanaan terkait penyediaan dokumen Tatar Transportasi Lokal dan Wilayah, dan sebagainya.
g. Pengembangan pendidikan tinggi keteknikan untuk menghasilkan sarjana teknik diharapkan akan diletakan pula pada arah yang digariskan dalam RPJMD 2014-2019 dan kebutuhan pembangunan lebih lanjut.
2. Terkait dengan topik bahasan “Perspektif pengembangan Sumber Energi dan Kelistrikan di wilayah Kepulauan”: Perspektif Pengembangan Pendidikan Keteknikan”
a. Kebutuhan listrik sudah sedemikian penting dan tak tergantikan dalam kehidupan kita dan sejalan dengan kebijakan Presiden ditargetkan peningkatan penyediaan 30.000 MW tiap tahun.
b. Sejalan dengan peningkatan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat, kebutuhan listrik terus pula meningkat dan khusus untuk Maluku “demand” termasuk tinggi, walau jumlah konsumen RT yang dilayani listrik untuk Maluku masih 72,5%
c. Yang diharapkan adalah pemenuhan tidak saja untuk kebutuhan konsumtif tetapi juga kebutuhan produktif.
d. Pembangunan Kelistrikan secara umum masih terkendala pula dengan masalah lahan.
e. Dari segi sumberdaya, PT PLN masih akan terus membutuhkan tidak saja peningkatan strata pendidikan tetapi juga jumlah tenaga terdidik, sehingga ke depan PT. PLN masih terbuka bagi penyelediaan lapangan kerja.
f. PLN mendukung upaya pembukaan jurusan Elektro dan Informatika sehingga ke depan akan juga menbantu pembangunan kelistrikan.
3. Terkait dengan upaya “Peran Infrastruktur Maritim dan Tol di Kepulauan Maluku menyongsong Penerapan Kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim dan Perspektif pengembangan pendidikan keteknikan”:
a. Konsep poros maritim dan tol Laut adalah keputusan politik yang masih perlu ditindaklanjuti dalam sebuah platform dan program turunan secara berkelanjutan dan khusus sangat tergantung pada penguasaan teknologi yang berarti terkait erat dengan peningkatan sumber daya manusia.
b. Dari segi terminologi pengertian “kelautan” lebih luas dari “maritim” yang terbatas pada matra permukaan, tetapi terlepas dari pembatasan terminologi kita perlu menyiapkan sumberdaya terkait kebutuhan ke depan secara menyeluruh.
c. Hal yang perlu disadari bahwa kebijakan nasional mulai dari pemerintahan SBY hingga kini, tidak mencakup Maluku secara signifikan, baik terkait Kwasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai Kepres No. 8 Tahun 2010 sebelumnya maupun penentuan 13 industri di luar P. Jawa, pembangunan pelabuhan pendukung tol laut.
4. Terkait dengan “Prospek Fakultas Teknik dalam Menghadapi Tantangan Dunia Kerja Maritim”:
a. Kita perlu menyambut konsep poros maritim secara optimis, karena apapun yang terjadi kita tetap saja hidup di wilayah kepulauan.
b. Gambaran pembangunan maritim kini, terlihat dalam penyebaran dok dan galangan di Indonesia, yang masih umumnya didominasi pemberian kemudahan untuk wilayah Indonesia bagian Barat khususnya Batam.
c. Tantangan Ekonomi, Geografis, Regulasm SDM, persaingan dari institusi se-bidang.
d. Sebagai Insitusi penyelenggara pendidikan tinggi, tantangan kita tetap pada penyiapan sumberdaya yang profesional, jiwa enterpreneurship, dan berani bekerja dan mengembangkan diri dalam dunia industri.
Dari tanya jawab dan diskusi umum, dapat dirangkum beberapa hal pokok:
1. Sesuai cita-cita Besar Bung Karno, Fakultas ini didirikan untuk pemanfaatan laut yang kita miliki yakni pada matra permukaan untuk mendukung kegiatan transportasi, matra bawah laut sebagai sumber bahan makanan, dan matra dasar laut untuk pertambangan. Seminar hari ini dengan demikian melanjutkan apa yang pada dasarnya pernah digagas 45 tahun lalu yang mendasari pendirian Fakultas Teknik.
2. Keberadaan kita dalam konteks pembangunan Indonesia sebagai poros maritim sangat tergantung pada perencanaan dan upaya antisipasi kita baik pemerintah daerah dan juga dunia perguruan tinggi.
3. Khusus dukungan terhadap bidang perkapalan, pemerintah daerah sangat perlu memfokuskan diri pada penyediaan dok untuk reparasi, seperti halnya yang pernah kita punyai dengan Dok Wayame dulu.
4. Khusus bidang pendidikan segenap potensi pendidikan baik pada strata sarjana maupun diploma, mestinya secara sinergis memberi kontribusi bagi penyiapan sumberdaya yang dibutuhkan.
5. Lebih khusus bagi Fakultas Teknik Universitas Pattimura, walaupun fasilitas pendukung kini masih terbatas, kita perlu terus mengembangkan kurikulum yang relevan untuk dapat menjawab kebutuhan dunia kerja.
6. Seminar secara umum mendukung pengembangan jurusan dan program studi yang sungguh-sungguh menjawab kebutuhan pengembangan pendidikan tinggi keteknikan sesuai tema seminar ini.
Ambon, Selasa 14 April 2015
Tim Perumus
• V. O. Lawalata, ST., MT
• W.M. Rumaherang, ST.,M.SEng, Ph.D
• Ir. Rikhardus Ufie, MT
• J. Latuny, ST.,M.Eng, Ph.D